Selasa, 21 Februari 2017

Harapan Hidup Pasien Dialisis (Cuci Darah) pada Gagal Ginjal

Harapan Hidup Pasien Dialisis (Cuci Darah) pada Gagal Ginjal

dialisis cuci darah
Ginjal merupakan sepasang organ tubuh yang berfungsi menyaring limbah dari darah.Lebih jauh, ginjal bertugas mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit sekaligus mengatur komposisi darah.Istilah ‘gagal ginjal’ mengacu pada ketidakmampuan ginjal untuk melakukan fungsi normal tersebut.

Dalam kasus orang yang terkena penyakit ginjal kronis, fungsi ginjal akan terpengaruh selama periode waktu tertentu.Gagal ginjal dibagi menjadi lima tahap. Pada gagal ginjal stadium akhir, pasien kehilangan sekitar 85% – 90% fungsi ginjal dengan laju filtrasi glomerulus atau glomerular filtration rate (GFR) kurang dari 15.
Selama tahap ini, dialisis (cuci darah) atau transplantasi ginjal disarankan sebagai pilihan pengobatan.Meskipun dialisis (cuci darah) dapat menawarkan kualitas hidup yang lebih baik dan memperpanjang kelangsungan hidup, orang yang menjalani prosedur ini sering memiliki berbagai masalah kesehatan yang bisa berdampak pada tingkat harapan hidup.
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disesases melaporkan tingkat kelangsungan hidup selama satu tahun untuk pasien dialisis berada pada angka 80%, sedangkan tingkat harapan hidup selama dua tahun, lima tahun, dan sepuluh tahun masing-masing sekitar 64%, 33%, dan 10%.

Faktor yang Mempengaruhi Harapan Hidup

Dialisis (cuci darah) harus dilakukan kepada pasien yang didiagnosis dengan stadium akhir penyakit ginjal atau end-stage renal disease (ESRD). Dalam beberapa kasus, pasien yang menunggu transplantasi ginjal mungkin akan diminta untuk menjalani dialisis sebagai perawatan sementara. Disini harus dicatat bahwa dialisis tidak bisa menyembuhkan gagal ginjal, melainkan merupakan prosedur untuk membuang limbah dan kelebihan cairan dari tubuh.
Dialisis dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu hemodialisis dan dialisis peritoneal.
Pasien gagal ginjal stadium akhir harus menjalani dialisis (cuci darah) selama sisa hidup mereka, kecuali mereka memilih untuk melakukan transplantasi ginjal. Prognosis untuk pasien gagal ginjal stadium akhir tergantung pada berbagai faktor.
Sementara dialisis dapat menyelamatkan hidup, prognosis bisa menjadi buruk akibat timbulnya berbagai penyakit terkait. Selain itu, tingkat harapan hidup pada pasien dialisis juga tergantung dari berbagai faktor seperti usia, status fungsional, dan kondisi medis terkait.
>> Usia
Menurut US Renal Data System, angka kematian pasien dialisis menjadi dua kali lebih tinggi untuk pasien yang berusia diatas 65 tahun.
Kondisi pasien pada saat memulai dialisis tidak mempengaruhi harapan hidup.
>> Kondisi Medis Terkait
Tingkat kematian pada pasien dialisis juga tergantung pada penyebab yang mendasari penyakit ginjal, atau ada tidaknya kondisi medis terkait seperti diabetes, penyakit jantung aterosklerotik, gagal jantung kongestif, penyakit pembuluh darah perifer, stroke, kanker, penyakit hati, perdarahan pencernaan, atau penyakit paru-paru.
Tingkat kelangsungan hidup lima tahun setelah dimulainya dialisis untuk penderita diabetes, penyakit ginjal polikistik, dan glomerulonefritis berturut-turut sekitar 29%, 70%, dan 58%.

Dialisis Ginjal dan Kualitas Hidup

Dialisis (cuci darah) dapat menjadi prosedur yang cukup berat sehingga semua aspek harus dipertimbangkan saat memilih melakukan perawatan ini.
Orang-orang yang memilih melakukan hemodialisis harus siap melakukan sesi dialisis hingga tiga kali seminggu, dengan masing-masing sesi berlangsung selama sekitar empat jam.
Pasien mungkin merasa lelah dengan rutinitas menjalani dialisis sehingga bisa memicu rasa bosan bahkan stres.
Selain itu, terdapat aspek lain yang perlu dipertimbangkan, misalnya, pembatasan jumlah asupan cairan. Pantangan pada makanan tertentu juga perlu diikuti.
Meskipun terdapat lebih sedikit pembatasan asupan cairan dan diet dalam kasus dialisis peritoneal, namun prosedur ini tetap harus dilakukan.
Terdapat pula risiko dan efek samping terkait dengan dialisis, diantaranya:
  • Anemia
  • Hepatitis B dan Hepatitis C
  • Infeksi pada titik akses
  • Pendarahan dari titik akses
  • Mual
  • Sakit kepala
  • Kram
  • Tekanan darah rendah
Di AS, sementara angka kematian untuk pasien dialisis secara konsisten meningkat selama tahun 1980-2001, angka ini semakin menurun sejak tahun 2001. Pada tahun 2008, angka kematian kembali ke angka di tahun 1980-an.
Tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk pasien dialisis diketahui meningkat dari 29% menjadi 34% untuk pasien yang menjalani hemodialisis.
Angka kelangsungan hidup juga meningkat dari 29% menjadi 40% dalam kasus pasien yang menjalani dialisis peritoneal.
Meskipun terdapat perbaikan dalam prognosis, pasien yang memilih melakukan dialisis harus memahami bahwa prosedur ini bisa mengubah hidup.
Selain dialisis (cuci darah) terdapat pilihan lain bagi pasien gagal ginjal yaitu dengan melakukan transplantasi ginjal, yang dinilai merupakan pilihan pengobatan yang jauh lebih efektif terutama ketika ditinjau dari tingkat harapan hidup.
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk pasien dialisis berkisar di angka 35,8%, dibandingkan dengan tingkat kelangsungan hidup lima tahun 85,5% pada pasien transplantasi ginjal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar