12 Kondisi yang Mengharuskan Dilakukan Dialisis (Cuci Darah)
Ginjal memiliki fungsi penting yaitu menyaring racun dari aliran darah.Ginjal pada dasarnya terdiri dari jutaan struktur kecil bernama nefron yang bertindak sebagai filter.
Penyakit tertentu seperti diabetes, kanker atau penyakit medis lainnya, berpotensi menghambat fungsi nefron sehingga mengurangi kemampuan ginjal menyaring racun.Kondisi ini menyebabkan timbunan racun dalam tubuh sehingga harus diambil penanganan segera.Racun yang tidak dibuang akan semakin menumpuk sehingga menyebabkan pasien menjadi koma hingga mengakibatkan kematian.
Dialisis (cuci darah) sering direkomendasikan sebagai pilihan pengobatan pada penyakit ginjal stadium akhir.
Kapan Dialisis Diperlukan?
Ketika penyakit ginjal mencapai stadium akhir, ginjal kehilangan sekitar 85-90% kemampuan mereka.Karena fungsi yang menurun, ginjal tidak lagi mampu mengeluarkan racun dari tubuh.Pada tahap ini, pasien memerlukan dialisis (cuci darah) yang merupakan proses menghilangkan racun dari tubuh dengan menggunakan perangkat eksternal.
Singkatnya, alat dialisis (cuci darah) dirancang mampu meniru fungsi ginjal sampai batas tertentu untuk menggantikan fungsi ginjal yang rusak.
Terdapat dua metode dialisis yaitu hemodialisis dan dialisis peritoneal.
Pada hemodialisis, selang terhubung ke arteri yang mengambil darah untuk kemudian dimurnikan oleh mesin dialisis.Mesin dialisis memiliki membran dialisis yang berfungsi menghilangkan racun dari darah dan mengembalikan darah bersih ke tubuh melalui selang yang terhubung ke pembuluh darah vena.Pada metode dialisis peritoneal, larutan khusus dimasukkan ke tubuh untuk mengeluarkan racun.Rongga perut dipenuhi dengan larutan khusus ini yang kemudian diteruskan ke usus.Racun dan limbah lantas terakumulasi dalam larutan ini yang kemudian dikeluarkan dari rongga perut menggunakan pompa.
Kedua teknik dialisis dapat meningkatkan harapan hidup pasien ginjal dan meningkatkan kualitas hidup mereka sampai batas tertentu.Namun, kedua teknik ini tidak bisa benar-benar menggantikan ginjal. Transplantasi ginjal merupakan satu-satunya cara untuk mengembalikan fungsi ginjal sepenuhnya.Hanya saja, menunggu untuk transplantasi ginjal bisa mengambil waktu berminggu-minggu hingga beberapa tahun.
Selama masa menunggu ini, pasien bisa mendapatkan keuntungan dari dialisis sebagai metode perawatan sementara.Selain itu, pada pasien tertentu yang menderita gagal jantung atau kanker, transplantasi ginjal bukanlah solusi yang layak.Dalam keadaan ini, dialisis (cuci darah) mungkin menjadi satu-satunya pilihan perawatan.
Kondisi yang Mengharuskan Dilakukan Dialisis
Dialisis bukanlah obat untuk penyakit ginjal. Prosedur ini hanya membantu menghilangkan limbah dari tubuh.Pada orang yang menderita gagal ginjal akut, dialisis hanya diperlukan sampai fungsi ginjal membaik.
Namun, orang yang menderita penyakit ginjal kronis mungkin harus melakukan dialisis seumur hidup atau sampai mereka menerima transplantasi ginjal
Terdapat kondisi tertentu yang mengharuskan seseorang menjalani dialisis (cuci darah) sebagai berikut:
- Oliguria (ketika output urin kurang dari 200 ml/12 jam)
- Anuria/oliguria ekstrim (ketika output urin kurang dari 50 ml/12 jam)
- Dysnatremia parah (kadar natrium urin lebih dari 160 mEq/L)
- Hyperkalemia (kadar kalium lebih dari 6,5 mEq/L)
- Acidemia parah (air kencing asam dengan pH kurang dari 7,1)
- Azotemia (tingkat urea yang lebih besar dari 30 mg/dL)
- Edema pada organ vital (terutama edema paru)
- Uremic encephalopathy
- Uremic pericarditis
- Uremic neuropathy/myopathy
- Hyperthermia
- Overdosis obat dengan racun yang dialyzable
Efek Samping Dialisis
Seperti disebutkan sebelumnya, dialisis bukanlah pengganti untuk ginjal.Untuk diketahui, ginjal juga melakukan berbagai fungsi lain selain membuang racun. Salah satu fungsi penting tersebut adalah menghasilkan hormon eritropoietin yang bertanggung jawab untuk produksi sel darah merah.
Selain itu, dialisis (cuci darah) tidak sepenuhnya aman karena terdapat beberapa efek samping seperti risiko terjadinya infeksi.
Juga, proses dialisis yang memakan waktu sekitar 3 sampai 7 jam, beberapa kali selama seminggu, dapat amat melelahkan bagi sebagian pasien
Tidak ada komentar:
Posting Komentar